Coretan ini terinspirasi
oleh tulisan mas lutvi afandi di cafebisnis.com. Ada dua tulisan tentang mimpi; “Percayalah pada
mimpimu” dan ‘Benarkah mimpi harus ditandai
tindakan?” Mimpi dan keyakinan.
Bermimpilah, kemudian kita serahkan pada Allah bahwa kita akan mencapainya.Seperti halnya Iman yang
diyakini oleh ahlu-sunnah. Bahwa ia pluktuatif, kadang naik, kadang turun. Naik
ketika kita mendekatkan diri pada Allah dengan menjalankan amal kebaikan yang
diperintahkan oleh-Nya. Turun ketika kita terjerembab melakukan perbuatan yang
dilarang-Nya. Ini selaras dengan definisi Taqwa.At-Taqwa hua, ijtibanu
an-nawahi, wa imtitsalu al-awamir. Definisisi taqwa adalah menjauhi
larangan-larangan (Allah), dan menjalankan perintah-perintah-Nya. Jika kita
ingin memiliki iman yang stabil, maka bertaqwalah.Selain definisi diatas.
Taqwa juga diartikan seperti kita berjalan dijalan yang dipenuhi duri. Apa yang
kita lakukan? Tentu kita akan berhati-hati menginjakkan kaki. Salah sedikit,
kaki kita akan terkena duri.Bulan ramadhan yang
diwajibkan berpuasa. Bulan yang diibaratkan seperti kepompong. Diakhir ramadhan
kita ibarat dilhairkan kembali dalam fitrah. Seperti kupu-kupu cantik yang
keluar dari kepompong. Kita dididik dengan berpuasa. menahan lapar, lemas dan
letih. kejujuran, apakah kita berpuasa atau tidak. Pada hakikatnya hanya kita
dan Allah yang tahu. Dalam firman Allah, diwajibkannya puasa agar kita menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Betapa istimewanya insan yang bertaqwa itu.Lantas apa hubungannya
dengan kita bermimpi. Menurut saya ada. Ketika kita bermimpi, kita menginginkan
sesuatu, seperti kita merindukan bertemu sang kekasih. Ketika itu kita akan
melalukan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendapatkannya, walau sepertinya
sepele.Ingatan kita, perbuatan
kita terus continue, berkelanjutan. entah membaca buku, bertanya, melakukan apa
saja. Lagi-lagi mesti itu gagal. Terus mencoba dan terus mencoba. Mas Lutvi mengumpamakannya dengan film Emak ingin naik haji. Pada kenyatannya memang banyak cerita yang
terjadi demikian.
Saya pernah membaca
kisah seorang tukang becak yang bermimpi ingin naik
haji. Walau pun penghasilan yang ia dapat jika dikalkulasikan menurut
rasio otak kepala manusia tidak mungkin. Tapi dengan penghasilan yang sedikit,
ia menyisihkan uangnya untuk menabung. Sepertinya mustahil. Tapi sekali lagi,
ia yakin. Karunia itu pun tiba. Ia mendapatkan tiket haji dari penumpang
becaknya. Subhanallah.
Terus Coba kita tengok
Cerita Tukang Bubur Naik Haji Itu hal Yang sama bila kita cerna dengan logika
hal yang tak mungkin dengan penghasilan yang dia dapat mampu untuk pergi naik
haji..tapi dengan keinginan yang kuat,,dan keyakinan akan allah itu akan
merubah nasib setiap manusia yang mau merubah nasibnya sendiri,ia tiada henti
berusaha sedikit demi sedikit dia sisihkan uang penghasilannya dan berdo’a
tiada lelah karena ingat ta ada do’a yang terkabul hanya ada do’a yang
tertunda,tanpa beliau sangka beliau dapat hadiah dari utama sebuah mobil mewah
yg akhirnya mobilnya itu di jual dan dipakai berangkat haji bersama ibu
tercintanya,,,subhannallah maha suci allah dengan segala rahasianya……..
Ketika kita bermimpi,
kadang kita tidak fokus untuk mewujudkannya. Seperti halnya iman, kita harus
konsisten. Terus melakukan sesuatu yang selaras apa yang kita mimpikan dengan
keyakinan kepada Allah. Kita yakin, jika Ia menghendaki, tiada yang mustahil di
dunia ini.Terus berusaha dan jika
anda pernah berhenti dan pasrah mari mulai saat ini kita coba untuk MERAJUT
MIMPI KITA KEMBALI,BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Anda ingin jadi penulis,
mulalilah dengan membaca, menulis. Rajin menulis blog (he2 nyinggung diri
sendiri, punya blog yang jarang update). Terus menerus menambah kualitas hidup
kita.
Salam SuHor( sukses Hormat )
Donnert